Thursday, July 19, 2007
Berkenalan dengan Ibn Araby
Ibnu Arabi bergelar Syaikhul Akbar, sangat populer di barat (amerika utara, latin, eropa) hingga timur (afrika, jazirah arab, hingga jepang) dibanding ulama-ulama fiqih. Pemikiran-pemikiran yang membumi sekaligus melangit menjadikannya kontroversi. Filsuf-filsuf barat demikian mengagumi sosok ini, sehingga penelitian tentang karya-karyanya tidak habis sampai hari ini.

Sebetulnya sederhana saja, beliau menyampaikan pengalaman-pengalaman spiritual yang berada di kawasan imajinatif, dalam pikiran, dalam hati, dalam rasa. Yang jelas membuat gerah orang-orang yang biasa beragama secara lahir. Misalnya begini, saya memandangi istri teman saya yang cantik, dan saya membayangkan bercumbu dengannya. Keliaran imajinasi saya ini saya ceritakan kepada teman saya. Apa kira-kira yang saya peroleh?
Kurang lebih hal ini yang membuat gerah ulama-ulama fiqih yang mengutamakan ibadah lahir untuk disodorkan kepada Allah sebagai imbalan surga.

sekilas Ibn Araby
http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Araby
bahasa inggris:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Arabi
perkumpulan:
http://www.ibnarabisociety.org/

Buku-buku Ibn Araby yang telah diterjemahkan dari buku2 berbahasa non Arab ke dalam bahasa Indonesia (Indonesia paling ketinggalan mengenal karya Ibn Araby)
http://www.ibnarabisociety.org/reviews/publicindonesian.html

Dahulu saya termasuk yang termakan propaganda anti Ibn Araby. Seperti yang saya bilang, seolah-olah saya teman dekatnya yang mengenal betul dirinya. Saya ikut mewartakan Ibn Araby sebagai tokoh sesat. Astaghfirullah. Setelah membaca tulisan-tulisan beliau saya merinding, menangis dan menyesal. Jauh dari bayangan seorang ulama yang murtad. Pernyataan-pernyataan kontroversi Beliau memang tidak mudah dicerna secara akal, hanya bisa dicerna oleh hati yang bersih dan penuh kefakiran. Dua pernyataan beliau yang menunjukkan ketaatan beliau misalnya:

1. Pintu pertama menuju kepada Allah adalah pelaksanaan syariat secara ketat.
2. Ilham yang melanggar syariat berasal dari setan, ilham yang berasal dari Allah berada dalam kaidah syariat.

Dari kedua pernyataan beliau sendiri telah tercermin bahwa tidak ada celah untuk pelanggaran syariat. Yang jadi masalah memang beliau menyampaikan hal-hal yang gaib, yang sudah barang tentu tidak bisa dihakimi oleh siapapun.

Wihdatul Wujud
Konsep wihdatul wujud misalnya simpel, tidak seperti yang disebutkan menganggap diri kita Tuhan. Innalillahi wainnailaihi rajiun. Apakah ini tidak menunjukkan konsep wihdatul wujud?
Apakah kita wujud? 100 tahun lalu adakah kita, 100 tahun kedepan adakah kita? masih merasa wujud? Innalilahi wa innailaihi rajiun. Ini konsep yang simpel, yang Ada dan Maha Ada hanya Allah, yang satu, tunggal, esa, kita bisa dibilang bukan apa-apa selain kreasi Sang Maha Tunggal. Perumpamaannya adalah sel dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh kita bisakah mengaku sebagai wahyu? Tentu tidak, saat sel darah merah diambil, dia hanya sesosok makhluk bernama sel darah merah. Dibakar sirna jadi debu. Namun saat berjuta sel bersatu dan menjadikan sosok unik yang disebut wahyu. Hasil karya Allah dialam semesta termasuk kita di dalamnya berkumpul dan bersatu menuju ke apa yang disebut Allah. Karena Dia yang Satu, Tunggal, Ada, Awal. Kita hanya refleksi kekuasaan Allah. Wihdatul wujud tidak serta merta berarti menjadikan makhluk menjadi Tuhan. Hati-hati memvonis lebih jauh, jangan sampai di penghisaban kelak kita menjadi orang yang bangkrut karena amal kita diberikan kepada Ibn Araby.

Arti Allah membutuhkan makhluk
Saat Allah belum menciptakan makhluk maka sifat-sifat Allah yang memerlukan obyek belum dikenal seperti: Pengasih, Penyayang, Pengampun. Karena Dia sendiri, dan berdiri sendiri, siapa selain Dia yang mengenal Dia sebagai Pengasih, Penyayang sedangkan Dia berdiri sendiri? Saat makhluk diciptakan maka sifat-sifat Allah mulai dikenal oleh makhluknya. Ini adalah gambaran sederhana bagaimana Allah "membutuhkan". Saat Allah tidak membutuhkan pengakuan tentu kita tidak perlu repot-repot baca syahadat. Dan apabila Allah "tidak membutuhkan" pengakuan, tentu orang kafir tidak akan dihukum. Ini adalah term "membutuhkan" yang saya pahami.

Perbuatan hamba adalah perbuatan Allah
"Padahal Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". Surah as-Saffat: 96
Ini pernyataan Allah sendiri. Saya tidak mencoba menafsirkan ayat tersebut, karena saya memang fakir dalam bidang itu. Saya mencoba menyederhanakan. Kita ada karena Allah, iblis ciptaan Allah, kebaikan dan kejahatan ciptaan Allah. Allah mengamati semua kejadian dan apa yang terbersit dalam hati manusia. Semua kejadian dipantau tanpa sedikitpun yang meleset. Orang yang mau membunuh, memperkosa, semua diamati, apabila Allah tidak berkenan maka semua kejadian itu tidak akan terjadi. Mudah saja, cabut nyawa si pembunuh selesai sudah. Si pembunuh, pemerkosa lahir karena kehendak Allah, bertemu dengan lingkungan yang membesarkan dia karena Allah, namun ada yang membedakan saat manusia diberi pilihan mengambil sikap, karena hanya ada 2 jalan, fujur dan takwa, tidak seperti malaikat hanya jadi takwa saja. Seorang pembunuh tidak dapat melaksanakan hajatnya karena dipenjara. Maka perbuatan membunuh tidak pernah akan ada karena demikian Allah menghendaki.
copy paste


Tidak sepakat dengan pemikiran Ibn Araby tidak masalah, seperti orang kafir menertawakan dan mencemooh ajaran Muhammad meski kita mengimaninya seluruh harta dan jiwa kita, dan mempertahankan argumen kita. Namun sampai hari ini orang kafir tetap lebih banyak daripada pengikut Muhammad. Tetapi beginilah penyakit umat Muhammad, saling menghujat dan mengkafirkan. Hati-hati, jangan jadi pribadi yang sok tahu, sok kenal, sok akrab. Bahkan ikut mewartakannya sebelum membaca dulu pemikiran-pemikirannya, berdasarkan perkataan orang terdahulu. Allah sendiri sudah memperingatkan dalam surat Hujurat: 49:11. Hati-hati wahai saudara mengkafirkan orang-orang yang nyata-nyata bersyahadat.

Wahyu, FG (fakir bin gembel)
posted by widya @ 5:50 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me



Nameera Ranupadma

Profil

Udah Lewat
Archives
Links
Affiliates
15n41n1