Friday, August 17, 2007
Hadist
copy paste


Sebelum membahas hadits di bawah ini, kita bahas dulu mengenai sejarah timbulnya hadits. Kita coba melihat sejarah Islam dulu dimana saat hijrahnya ruhaniyah Baginda Al-Musthafa Muhammad Rasulullah SAW ke genggaman Allah Ghaibal Kubra pada 12 Rabiul Awal 11 H (8 Juni 632), Abu Bakar langsung diangkat sebagai khalifah pertama dimana sebenarnya pengangkatan ini pun sudah menimbulkan perpecahan dalam Islam yang terus berlanjut sampai saat ini dan hal pengangkatan ini juga disadari oleh Abu Bakar dan Umar sebagai tindakan tergesa-gesa. Pada saat itu juga mulai bermunculan banyak hadits, dimana yang berlaku umum kita harus memilih hadits shahih. Namun harus diingat bahwa hadits yang shahih belum tentu shahih bila dihubungkan dengan sejarah atau ayat Qur’an. Misalnya hadits Abu Hurairah tentang Adam yang diciptakan seperti bentuk Allah SWT dengan panjang enam puluh hasta. Atau hadits yang bertentangan satu dengan yang lain, seperti riwayat Aisyah bahwa Rasulullah wafat sambil bersandar di dada Aisyah dan hadits Ummu Salamah bahwa Rasul meninggal tatkala sedang bersandar di dada Ali bin Abi Thalib.

Di kemudian hari muncul hadits-hadits palsu yang jumlahnya sangat mencengangkan seperti sinyalemen Baginda Rasulullah: “Sejumlah besar hadits palsu akan diceritakan atas namaku sesudah aku wafat, dan barangsiapa berbicara bohong terhadapku, ia akan dimasukkan ke dalam neraka”.

Atau jika bicara tingkat kepentingan, ada dua dinasti besar di Arab Saudi yaitu Umayah dan Abasiyah sepakat mengenai satu hal: mendiskreditkan pengikut Imam Ali bin Abi Thalib dan berkepentingan agar Abi Thalib mati kafir. Dari situ saja sudah timbul jutaan hadits lagi yang berkenaan dengan pengecilan peran Imam Ali, bahkan penghilangan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ali.

Dua ratus tahun sepeninggal Baginda Rasul, jumlah hadits telah mencapai jutaan dan para ulama sudah bingung karena persediaan hadits (yang sudah mereka buat sendiri juga) sudah melampaui permintaan. Disitu malah sudah ditampung sabda Yesus, ungkapan Yunani, pepatah Persia dan aneka sisipan yang sukar ditelusuri asal-usulnya. Barulah setelah itu, mulai ada upaya misalnya dari Bukhari dan Muslim untuk menyeleksi rangkaian penutur suatu hadist (sanad) melalui berbagai metoda. Tetapi hal tersebut merupakan pekerjaan besar mengingat begitu banyaknya hadits palsu yang beredar. Sebagai gambaran saja, dari sekitar 600rb hadist yang dikumpulkan oleh Bukhari, ia hanya memilih 2000-an hadits saja yang dianggap shahih. Muslim juga begitu, dari 300rb-an ia hanya memilih 4000-an saja yang jelas asal-usulnya. Dari hadits-hadits yang sudah disaring ini, bila kita baca penelitian dari para ahli yang terkenal dengan nama Ahlul Jarh wa Ta’dil, masih banyak hadits-hadits shahih ini yang akan gugur, karena ternyata banyak di antara pelapor hadits, setelah diteliti lebih dalam adalah pembuat hadits palsu. Dan, para pemalsu hadits ini juga sangat cerdas karena mereka tahu persis kata-kata mana yang tidak pernah diucapkan Baginda Rasul dan mana yang sering, dan itu menjadi acuan mereka dalam menyusun hadits. Semoga Allah memberi tempat yang seburuk-buruknya bagi para pemalsu hadits ini....

Sekarang kita lihat juga Imam Bukhari. Sebagai pengumpul hadits, apakah dia obyektif? Ternyata Bukhari tidak mau mewawancarai Imam az-Zaki al-Askari (yang notabene sejaman dengannya), cucu Rasulullah, dan sedikit pun tidak mau berhujah dengan Imam Ja’far Shadiq, Imam Musa al-Kazhim, Imam Ali ar-Ridha, Imam al-Jawad, bahkan tidak juga dari Muhammad bin Qasim bin Ali (cucu Ali bin Abi Thalib). Padahal mereka semua merupakan pewaris-pewaris utama ilmu Rasulullah dan mengenai pewaris ini ditekankan Allah di dalam Qur’an dan pewaris ini ditunjuk langsung oleh Allah dan bukan oleh manusia (QS 28:5). Selain itu Bukhari juga meriwayatkan dari sekitar 1000-an kaum Khawarij yang memusuhi keluarga kenabian dan merupakan tokoh-tokoh yang terkenal jahil terhadap keluarga Rasulullah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa banyak hadits, yang walaupun orang Islam sekarang mengakui sebagai shahih karena terhimpun dalam enam buku shahih, ash-shihah as-sittah, dan sesuai dengan nama-nama penulisnya: Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i, hal tersebut tidak dapat dikatakan shahih karena matan atau content dari hadits tersebut bertentangan dengan Qur’an.

Contohnya banyak, misalnya hadits mengenai Isra' Mi'raj tadi yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim. Selain itu diriwayatkan pada riwayat Anas bin Malik. Juga oleh Abu Dzar Al-Ghifari. Mungkin kita sudah sering membacanya. Mari kita bahas hadits ini sekali lagi:

1). Waktu Jibril membawakan khamar kepada Rasulullah, apakah layak khamar disajikan kepada Imam Suci Rasulullah SAW, hamba pilihan Allah dan manifestasi diri Allah sendiri? Jika apa yang dilakukan Jibril untuk mengetes kebenaran Rasulullah dalam memilih minuman mana yang terbaik bagi kesehatan manusia, apakah pantas malaikat Jibril mengetes Rasulullah yang maqom dan kedudukannya lebih tinggi dan mulia dari Jibril? Poin ini jelas tidak bisa diterima!

2). Kisah dimana malaikat penjaga langit bertanya kepada Jibril ”Siapa Anda?”, ”Siapa yang bersama Anda?”, dan ”Sudahkah dia diutus?” sangat tidak bisa diterima, karena:
- Apakah para malaikat penjaga pintu langit tidak kenal kalo pimpinannya (Jibril) yang datang? Rasanya hanya anak buah yang bodoh yang tidak kenal siapa pemimpinnya.
- Kedudukan Rasulullah yang mulia dan dicintai oleh Allah telah dipublikasikan oleh Allah kepada seluruh makhluk di alam nyata dan alam ghaib termasuk malaikat. Apakah lucu bila ternyata masih ada malaikat yang belum kenal Imam Suci Rasulullah SAW? Padahal Rasulullah adalah pemimpin para nabi dan rasul.
- Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga mengisyaratkan bahwa Allah Yang Maha Merencanakan segala sesuatu dengan jelas dan sempurna tidak melakukan kordinasi dengan para malaikat sehingga malaikat penjaga langit tidak tahu kalau Allah mengundang kekasih-Nya untuk berjumpa di singgasana-Nya yang agung. Ini saja sudah menghina Allah.

3). Pada kisah Allah memberi perintah 50 kali sholat tampaknya Allah tidak mengetahui batas kemampuan manusia. Jika demikian maka Allah menzalimi manusia. Hal ini bertentangan dengan QS 2: 286: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Pada hadits itu juga seakan-akan nabi Musa lebih paham tentang batas kemampuan umat Rasulullah ketimbang Rasulullah sendiri, seolah-olah sok tahu dan menasehati Rasulullah. Bagaimana mungkin nabi Musa berani menasehati Rasulullah yang merupakan pimpinan nabi-nabi dan guru sekalian alam semesta? Mustahil! Jelas-jelas hadits ini merupakan fitnah keji terhadap pribadi Rasulullah dan nabi-nabi lain.

4). Yang paling parah, adalah kisah dimana Rasulullah bernegosiasi dengan Allah supaya menurunkan 50 kali sholat menjadi 5 kali saja. Padahal dalam QS 5: 7: ”... Sami’na wa atho’na....” artinya ”kami dengar dan kami taati”, dan bukan ”kami dengar tapi kami tawar-tawar”. Hanya orang bodoh dan tidak berharap syafaat Rasulullah yang berani menyatakan bahwa Rasulullah bolak-balik tawar-menawar dengan Allah.

Berikutnya yang mau saya bahas adalah: Tidak pernah dikatakan bahwa hadits merupakan penjelas Qur'an. Logikanya begini: kitab hadits itu timbul 200 tahun setelah Baginda Rasulullah wafat. Kalaupun ada hadits yang mengatakan "sunnah", sunnah itu adalah perilaku Rasulullah yang ada dalam Qur'an sehingga sering dikatakan bahwa Rasulullah adalah Qur'an berjalan. Sebenarnya redaksional hadits itu yang asli adalah: Kutinggalkan 2 perkara (Ats-Tsaqolain): kitabullah dan ithrah (keluarga kenabian). Hadis ini dinukil dalam beberapa kitab standard Ahlusunah, seperti Shohih Muslim jilid 4 halaman 1873, Sunan at-Turmudzi jilid 5 halaman 622 dan sebagainya. Bahkan Syeikh al-Bani (pakar hadis Wahabi) pun mengakui keshahihan hadis tersebut dalam kitabnya yang berjudul ‘Silsilah al-Ahadits as-Shohihah’ jilid 4 halaman 356.

Kemudian apa yang bisa menjelaskan Qur'an? Ayat Qur'an itu dijelaskan oleh ayat Qur'an yang lain (An-Nur: 34) dan bukan dengan hadits.
Demikian saja ulasan saya, mohon dimaafkan jika ada kesalahan. Semua kesalahan karena kebodohan saya, semua kebenaran datangnya dari Allah dan Rasulullah.
posted by widya @ 2:28 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me



Nameera Ranupadma

Profil

Udah Lewat
Archives
Links
Affiliates
15n41n1