Thursday, January 26, 2006
Ketika kematian itu datang..
Bulan ini saya menerima 2 kabar kematian dari kerabat saya. Kabar pertama saya anggap kabar biasa , mengapa ? karena yang meninggal adalah seorang pria yang sudah berumur dan kebetulan mengidap suatu penyakit , yah.....gak parah sekali sih. Tapi dengan umur sekitar 68 tahun dengan komplikasi penyakit yang begitu banyak rasanya memang prediksi kematian bisa dikatakan mendekati 75 %. Itu adalah hitungan manusia, tapi Allah memang maha segala mengetahui. Yah...saya adalah contoh manusia yang berpikiran dangkal , bahwa seseorang yang meninggal karena sakit plus sudah berumur saya anggap wajar, mmm..........saya memang masih harus banyak belajar & memahami arti kehidupan & kematian.

Kabar yang kedua adalah kerabat saya, laki-laki yang baru berumur sekitar 16 tahun an. Meninggal karena kecelakaan. Shock! Sedih! gundah! menangis! bukan..bukan..bukan karena saya menangisi kerabat saya tersebut. karena kerabat saya itu sudah ditakdirkan sama Allah untuk mati pada umur 16 tahun (Wallahu A`lam bis-shawab) saya aneh ? ya memang aneh , tapi saya merasa mendapat peringatan dari Allah . Saya merenungi hidup ini dan disaat saya mengadu kepadaNya saya menangis sesenggukan bagaikan seorang bayi yang menginginkan ASI dari ibunya. Keheranan saya sama dengan keheranan kerabat yang lain, masih 16 tahun masih muda, sayang, bla...bla...bla..seakan mati muda adalah hal yang tabu, apalagi karena kecelakaan.

Semuanya memang bukan milik saya, bapakku, ibuku, sodara-2ku, suamiku, anak-2 ku , apalagi harta benda dunia semuanya adalah milik Allah SWT semata. Kapan kita dipanggil menghadapNya tidak ada satupun yang tahu, sampai berapa panjang umur kita dunia, dengan cara bagaimana kita dipanggilNya. Semuanya adalah bayangan yang sampai kapanpun otak kita memikirkannya tidak akan pernah sampai. Saya yakin seandainya semua orang tahu hari kematiannya pastilah akan berbuat cara bagaimana manusia terhindar dari kematian. Tapi Yang Maha Menguasai Hidup sungguh sungguh lebih kuasa dalam hal ini, sehingga hari kematian dikaburkan.

Saat ini, detik ini saya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Berusaha memperbaiki ibadah, akhlaq, tingkah laku, pola hidup supaya tetap berada pada jalurNya. Sudah siapkah bekal saya untuk menghadapNya, sudah siapkah diri ini dengan ikhlas pabila dipanggilNya sewaktu-waktu, sudah tuluskah kita jikalau orangtua kita, suami, anak, anggota keluarga yang paling erat di hati menghadap ke hadiratNya. Sampai kapanpun, sesiap-siapnya saya sebagai manusia saya yakin saya tidak akan bisa tidak menitikkan air mata setetespun. Kesedihan, kesepian, kepelipurlaraan akan meraung raung bagaikan klakson yang dikendarai seorang sopir yang marah. satu minggu, satu bulan, 3 bulan, 6 bulan ataukah setahunpun masihkah kesedihan itu akan tercuatkan ? entahlah, saya hanya bisa berpikir seadanya & semampunya, hanya Allah semata yang bisa membolak balikkan hati manusia selambat ataupun secepat kilat. Semoga peringatan kematian ini bisa terus membekas dalam sanubari selama hayat dikandung badan.
posted by widya @ 11:44 AM   0 comments
About Me



Nameera Ranupadma

Profil

Udah Lewat
Archives
Links
Affiliates
15n41n1