Tuesday, February 28, 2006
Kasus " Mayangsari "
Adalah salah satu kasus perselingkuhan , poligami yang sedang santer saat ini karena sang pelaku wanita adalah satu penyanyi terkenal dan pelaku laki-lakinya (kabarnya, karena sampai saat ini belum ada konfirmasi secara terbuka baik dari keduanya) adalah putra salah seorang mantan pejabat era orde baru. Kasus ini terkuak ketika sang wanita sukses menggelar acara tujuh bulanan di rumahnya yang sebenarnya adalah acara tertutup kecuali bagi undangan, tapi ternyata kejelian para pelaku infotainment untuk menguak apa yang ada di dalamnya berhasil dengan sukses walopun belum 100%.

Pelaku wanita:
Apa ya salah kalo saya terlanjur mencintai seorang laki - laki yang sudah beristri , punya anak dan kebetulan salah seorang public figur juga. Pandangan umum pasti jelas akan mengatakan salah. Sudah jelas cari gara-gara, cari perkara, bikin masalah. Apa susahnya buat anda untuk mencari laki-laki lain yang lebih dari laki-laki itu. Toh anda juga seorang selebritis, cantik, terkenal pula, saya yakin pasti banyak laki-laki yang mau dengan anda. Tapi ini adalah persoalan hati, perasaan, kebetulan cinta saya hanya ingin saya berikan kepada laki-laki tersebut. Saya pun siap ketika harus menjadi istri kedua walopun akhirnya menjadi "rahasia umum" , sedikit menurunkan popularitas, sedikit ditutup - tutupi demi kepentingan keluarga besar pasangan saya dan keluarga saya sendiri tentunya. Ketika berdebat antara cinta dan kenyataan dan masing-2 berkukuh dengan opininya akan sangat sulit bertemu dalam kesimpulan yang sama. Pelaku wanita tidak sepenuhnya bisa disalahkan pun pelaku laki-laki pun pendapat umum. Semuanya sebenarnya berpulang pada para aktor sendiri termasuk istri sah laki-laki tersebut dan anak-anaknya.

Pelaku laki-laki :
Sudah bosankah deng sang istri karena tidak muda lagi, kulit sudah agak keriput, tidak selangsing waktu muda, tidak se " strong" lagi, sudah tidak cinta lagikah ? Jawabannya bisa dengan seribu kata dan alasan tergantung si laki-lakinya. Mungkin kalo saja bisa ngambil salah satu alasan adalah " bosan " . Kalo dipikir logis makan sehari 3 kali dengan lauk yang sama aja bisa bosan apalagi hidup selama bertahun-tahun dengan orang yang sama, tahu kejelekan & keburukan plus tetek bengeknya sampai urusan di tempat tidur. Tapi apa ya iya semudah itukah mengatakan kata bosan , tidakkah kebosanan itu dikembalikan lagi pada waktu masa pacaran dulu, pada waktu mengucapkan akad nikah. Ketika dengan sadar bahwa manusia yang sudah memutuskan mengikat janji dalam lembaga pernikahan seharusnya secara sadarpun mengakui dan memahami bahwa dia kelak akan hidup selamanya dengan pasangan terlepas dari rasa bosan tsb. Tapi itulah manusia, dalam setiap detiknya isi otak & hatinya terus berputar dan bisa berubah dalam sekejap. Ketika datang pertanyaan pastilah akan muncul berbagai alasan untuk pembenaran diri , dulu dulu, sekarang sekarang.

Istri pertama pelaku laki-laki:
Dalam islam adalah dibenarkan suami berpologami selama mendapat restu dari istri pertama. Yang dipertanyakan adalah benar-2 seorang istri yang hebat jikalau mau dimadu oleh suaminya dengan rela dan ikhlas. Tapi saya yakin setiap wanita dalam hati kecilnya pastilah tidak rela untuk dimadu walopun kerelaan itu akan dibayar dengan pahala juga oleh Allah SWT.

Anak-anak pelaku laki-laki dengan istri pertama:
Menjadi korban yang paling menyakitkan jikalau melihat ayahnya beristri lagi dengan seorang yang lebih muda hampir seumuran dengan anaknya. Ketika suatu pernikahan sudah menggambarkan sedemikian rupa seperti kejadian orang tuanya akankan ada keinginan untuk menikah ? akankah bisa jadi proses pembelajaran diri sendiri ? Who knows
posted by widya @ 3:03 PM   0 comments
Thursday, February 09, 2006
Jejak langkah...
usia 0 - 5 tahun
usia kanak-kanak yang sangat menyenangkan , bagi saya pribadi tentunya. Dibalut dengan kasih sayang bapak ibuku, bermain dengan kakak - kakakku, bergaul dengan teman-teman kampung. Yang masih teringat dalam memori adalah kenangan betapa tercurahkannya cinta seorang bapak ibu pada ku kala itu. Dan saya hanya mengenang masa-masa itu adalah masa-masa indah , masa - masa tidak disibukkan dengan berbagai pikiran yang macam-macam karena saat itu yang ada hanya bermain dan bermain.

6 - 12 tahun
Masa - masa saya menikmati bangku sekolah dasar, mulai disibukkan dengan berbagai macam mata pelajaran baru yang benar - benar baru, dengan ulangan, dengan PR yang hampir ada dalam setiap harinya. Dan tentunya mulai mengenal tentang persahabatan, gap or gank or semacamnyalah ...mengingat dalam 1 kelas saya berisi sekitar 65 an murid sehingga cukup banyak untuk membuat suatu kelompok-2 tersendiri dalam bermain. Dan ujung-ujungnya akan mengenal juga bentuk -bentuk persaingan baik yang secara sehat ataupun secara licik yang akhirnya berbuah permusuhan. Tapi sampai batas inipun saya masih merasakan support yang sangat hebat dari bapak ibuku.

12 - 17 tahun
kenangan saya di bangku smp dan sma. Berasa jadi ABG, sok dewasa, sok ngerti berbagai macam hal yang setelah ditelusuri ternyata sama sekali gak berdasar. Mulai mengenal apa itu perasaan suka yang sekedar suka yang tidak berarti apa-apa sama sekali sampai yang ada artinya. suka keluyuran bareng teman-teman, mulai ogah, malu, gengsi jika ketahuan keluar dengan bapak ibu karena merasa udah besar, udah gede, gak sepantasnyalah nggandol terus, gak kepengen dibilang " mbok-mbok en ". Merasa apa yang menjadi keputusan sendiri adalah hal yang terbaik. Maapin saya ya pak bu .... kalo selama masa - masa itu saya bandel sekali. Saya tahu bahwa pada masa itupun bapak ibu masih terus memberi dukungan yang luar biasa pada saya.

18 - 24 tahun
saat pertama kali saya merantau keluar kota untuk menuntut ilmu, di kota besar apalagi, membuat hati ini agak dihinggapi sombong. Subhannallah....disaat itupun saya udah merasa sok jadi anak kota , males balik kampung, karena alasan sepi, gak ada apa-apa. Apalagi ketika saya sudah menyelesaikan studi saya dan bisa bekerja di suatu perusahaan yang menurut kaca mata orang umum " lumayanlah", merasa udah dapat gaji sendiri , udah menikmati suasana kota besar, dan dapet pacar lagi, malah jadi lupa & males untuk pulang. Waktu itu seperti menjadi pelampiasan pribadi untuk bersenang - senang sepuasnya, selama masih bisa.

25 tahun - sekarang
saya merit dengan kekasih saya . Alhamdulillah saya mempunyai suami yang mempunyai pekerjaan mapan, bertanggung jawab, jujur, baik hatinya , sabar, walupun kadang-kadang agak menyebalkan juga setelah beberapa tahun menikah. yah wajarlah....tapi pada dasarnya dia baik kok. Pada bulan-bulan pertama perkawinan saya , saya malah hampir lupa kalo saya masih mempunyai 2 orang yang paling kucintai yaitu bapak ibuku. Saya masih terbalut kesenangan sebagi pengantin baru.

Anak saya sekarang berumur 3 tahun, lucu, pintar, sehat & menggemaskan. Kadang ketika saya memandangkannya saya seperti melihat diri saya ada padanya. Saya selalu bersyukur & berdoa setiap harinya untuknya, ketika saya pandangi wajahnya lagi, akankah dirimu akan seperti ibumu kelak nak ? dan jawabannya adalah pasti. Saat ini saya masih bisa menciuminya setiap hari, menidurkannya dalam belaian, mengendongnya disaat dia terluka, dan mencurahkan segenap kasih sayang ini sebanyak yang dia mau, sampai kapanpun itu. Tapi nanti.....nanti akan ada saatnya dia akan malu dengan perhatian yang berlebihan dari bapak ibunya, dia akan mulai mengenal teman-temannya, jjs, shopping, bersenang - seneng sendiri dengan gerombolannya. Melupakan sesaat keberadaan bapak ibunya yang walopun dilupakan saya masih akan terus memberikan kasih sayang ini sama seperti ketika dia masih kecil.

Saat ini saya bisa merasakan kepedihan bapak ibuku, ketika satu persatu anak-anaknya meninggalkan rumah untuk membangun sebuah maghligai rumah tangga yang didambakan. Kembali dilanda kesepian, bak seorang pengantin yang tidak kunjung diberikan momongan. Saat ini saya bisa merasakannya walopun saya belum mengalaminya. Tapi saya yakin pasti akan mengalaminya , tidak hanya saya, orang lainpun juga akan begitu. Dan walopun terpaut jarak yang tidak dekat ternyata bapak ibuku selalu akan mendoakanku dalam setiap sholatnya seperti aku mendoakan anakku dalam setiap sholatku.

Mohon maaf lahir batin ya bapak ibu. Semoga bapak ibu selalu dalam keadaan sehat wal `afiat. Dalam sisa waktu yang ada ini saya hanya ingin lebih banyak berkumpul dengan beliau untuk mengganti masa - masa saya pernah melupakan beliau.


posted by widya @ 3:02 PM   0 comments
About Me



Nameera Ranupadma

Profil

Udah Lewat
Archives
Links
Affiliates
15n41n1